Seharian ini hujan terus menemaniku,
Bulir demi bulirnya berjatuhan seperti sebuah anak sungai raksasa bagi semut-semut yang biasa berlarian di rerumputan.
Hawa sejuk pun mulai menyelusup masuk melalui jendela ruang kerjaku,
meski tanpa AC namun terasa sangat sejuk! Ada sebuah senyum yang
mengulas di bibirku sambil kutatap ke arah langit itu, begitulah caraku
berterimakasih pada-NYA. Meski tanpa kata kutahu DIA memahaminya.
Teringat semua kisah ketika hujan...
Saat aku marah tanpa sebab,
Saat aku sedih dan ingin menangis,
Saat aku bahagia tak terkira,
Atau saat aku berada dalam dunia imajinasiku,
Dialah yang menginspirasiku,
Dialah yang mendinginkan bara api di hatiku,
Dialah yang tak membiarkan sungai bening di kelopak mata ini mengalir
sendirian, dia selalu ingin berdampingan! Karena dia tahu...sungai ini
sering malu kalau harus mengalir! Jadi dia mendekatinya, membuatnya
samar, bahkan menyatu membentuk sebuah aliran indah dan membasahi
seluruh wajahku.
Terasa sangat melegakan...karena sekali lagi aku merasa tak sendirian. Ada sang hujan yang membuat hati ini selalu tertawan,
Dialah juga yang membuat bahagiaku terasa sempurna. Hingga aku
berpikir...”hujan adalah hal yang paling jujur, paling murni, tak
terkontaminasi, tanpa noda bahkan noktah kapalsuan!”
Hujan juga selalu membuatku bersyukur pada-NYA.
Hujan adalah rahmat yang membuat bumi ini tetap menghijau. Karenanya
juga Allah sering membuat perumpamaan tentang hujan di dalam
kitab-NYA...seperti Allah yang sanggup membuat bumi menjadi hijau
setelah keringnya, seperti itu jugalah Allah sangat mudah
membangkitkan kita kelak setelah kematian...
“..............Dan
kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air
(hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan
berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah. Yang demikian itu karena
sungguh, Allah, Dialah yang hak, dan sungguh, Dialah yang menghidupkan
segala yang telah mati, dan sungguh, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu”
(Q.S. Al-Hajj : 5-6)
Hujanku,
Aku sungguh menyukaimu,
Tetaplah jadi hujan yang baik hati...jangan terlalu besar,
Sungguh jangan! Nanti kau membuat saudara-saudaraku jadi susah.
Tetaplah ramah,
Tetaplah meninggalkan jejakmu yang sejuk dan basah.
Ya Robb, aku tahu,
Semua keindahan ini juga pasti berlalu,
Tapi seandainya harus berlalu,
Aku ingin seperti hujan,
Membekas indah di bunga-bunga,
Membasahi tanah kering,
...dan memberi kesejukan pada bumi setelah dahaga.
Ya Robb, jika umur ini tak mampu mencukupi, berilah aku sedikit waktu lagi membuat semua orang di sekitarku bahagia.
Biarkan aku membekas di hati mereka,
Membekas dengan indah! Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar