I want to be the rain… make beautiful print in flowers, water the desert, give coolness to earth after its thirst. My dear God, If my age doesn’t enough anymore, please give me just a few of hours to make all of the people around me covered with happiness. Just let me inside and immerse to their heart, immerse preciously. aamiin.
Kamis, 16 Juni 2016
Bilal r.a. dan Suara Adzan
Sederhana, karena bersaut-sautan jadi terasa tumpuk-menumpuk. Ini hanya di satu tempat, belum di tempat lain yang notabene memang tidak pernah berhenti berbunyi di belahan bumi manapun di dunia ini.
"Ah, masa sih? Lalu ketika berhenti apa yang akan terjadi?"
Pertanyaan ini tentu muncul di benak kita ketika pertama kali tahu kisah ini. Yang pasti dari Sang Pencipta jagad raya memang tertulis begitu.
"Hancur, bumi ini akan hancur jika dalam satu detik saja suara merdu bersaut-sautan itu tidak lagi terdengar di bumi ini."
Jadi sudah selayaknya kita beterimakasih pada Bilal r.a. Sang budak yang pertama kali di utus junjungan kita, beliau SAW untuk mengumandangkannya.
Dia yang budak bukan untuk dihina, dia akan tetap diingat sepanjang sejarah hingga akhir dunia.
Dia yang budak adalah simbol bagi mereka yang tidak mampu, mereka yang jauh ekonominya di bawah kita. Mereka ada, mereka manusia, jika junjungan kita saja bisa memuliakannya dengan mengukirnya di sepanjang sejarah, bagaimana dengan kita?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar