Kamis, 16 Juni 2016

Bilal r.a. dan Suara Adzan


Sederhana, karena bersaut-sautan jadi terasa tumpuk-menumpuk. Ini hanya di satu tempat, belum di tempat lain yang notabene memang tidak pernah berhenti berbunyi di belahan bumi manapun di dunia ini.

"Ah, masa sih? Lalu ketika berhenti apa yang akan terjadi?"

Pertanyaan ini tentu muncul di benak kita ketika pertama kali tahu kisah ini. Yang pasti dari Sang Pencipta jagad raya memang tertulis begitu.

Embok Jamu

Balutan baju tradisional khas jawa tampak melekat pas di tubuhnya, sampai mletet (bahasa Jawa berarti ketat) masih disuguhi kain jarik setinggi lutut, akan mudah untuk melangkah cepat, pikirnya. "ting ting ting" suara botol bergesekan, mereka tampak senang diperlakukan istimewa, digendong, disatukan dengan kawan-kawan lainnya, bening dengan isi cairan berwarna-warni, cokelat, kuning, kuning susu, ada juga cairan bening di sana. Bunyinya makin lama makin nyaring saja di telinga, namun si embok tetap menikmati setiap moment di sepanjang hari ini. Tak terhitung berapa peluh air mengucur dari dahinya, namun ia tetap tersenyum.

Di sebuah angkot cukup lama ia merapikan dandanannya, kuperhatikan penumpang di sebelah kanan memandangnya dengan sinis, lenjeh (bahasa jawa berarti ganjen), kalo saja matanya bisa berbicara, mungkin si ibu bermata sinis ini akan berkata begitu. 


"Monggo mas, jamunya, mau?" 

Mercon

Sumber gambar : www.merdeka.com

Tahukah engkau apa arti mercon?
Itu bahasa Jawa dari kembang api, namun bisa diartikan pula bahwa mercon itu lebih kecil, ringan dan tentu lebih murah harganya dibanding kembang api yang bertaburan di atas langit sana.

Dua hari yang lalu ketika aku memutuskan off dari fb ku yang lama, karena tak bisa move-on dari seseorang. Ini mungkin seperti cerita-cerita cinta yang mudah usang yang mungkin pernah pembaca alami. Namun begitu susah aku melupakannya kenapa? Karena sudah sering ia menelpon, atau sekedar sms ketika adzan subuh berkumandang sekedar membangunkanku untuk segera bersubuh. Ia lelaki baik yang tak biasa hadir dalam hidupku, dan karena kami punya dunia yang sama, ya, dunia kecil kami yang sering disebut orang "sastra" ini adalah dunia maya kami, dunia khayalan kami berdua. Kadang aku mengkhayalkan ia adalah Keenan-ku dan aku Kugi di "Perahu kertas" versi kami, atau di film adaptasi novel karya Winna Efendy "Refrain" aku adalah Niki-nya, ia Nata-ku.
Dan kini ia memberiku message dalam bahasa Inggris, kita bercakap sekenanya dan sebisanya dalam bahasa itu.

Jakarta Marathon 2013 versi supir angkot

Sumber gambar : www.tribunnews.com

Semua koin terkumpul di situ, 100, 200, 500, 1000.
Tak ketinggalan recehan kertas, 1000, 2000, 5000, 10000, keadaan utuh bisa dihitung dengan jari, lainnya ada coretan, tambalan isolatif dari bening, cokelat, sampai hitam, sobek di pinggir, kumal, kalau diibaratkan ini seperti persatuan uang miskin sedunia.
Sumpah-serapah seringkali muncul, tak segan-segannya nama hewan disebutkannya. Berkali kulihat pemandangan ini. Ngengatnya mentari yang berkepanjangan, kemacetan di sepanjang perjalanan blok M sampai makam pahlawan kalibata, dan penumpang yang bejubel tentu membuat emosinya semakin naik, jarak yang mestinya ditempuh setengah jam berubah menjadi dua jam, tak heran suara sumpah-serapahnya semakin kencang saja di telinga. 

Bapak tua tanpa nama


Senyumnya tetap tulus di tengah teriknya matahari siang ini. Sebuah topi kumal setia bertengger di kepalanya, dengan rambut yang kesemuanya hampir memutih, topi yang selalu sama setiap harinya. Baju seadanya, wajah keriput dengan sandal jepit berwarna putih, merah tua pada pengaitnya. Ada kekaguman yang terbersit di hati setiap melihatnya. Jujur, setiap malas mulai melanda tubuh ringkih ini aku selalu mampir ke tempat itu, sebuah minimarket di perempatan jalan, aku melihatnya tajam tanpa dia tahu. Serentet doa sederhana pun muncul, Tuhan berikan sedikit semangat bapak tua itu untukku, buat aku malu kalau perlu sangat malu ketika kata boring, malas, tidak mood melanda diri ini.

Saat engkau merasa paling sengsara karena rindu





Lihatlah penyanyi jalanan yang hanya bermodal sebuah gitar, kadang suaranya sampai serak, kadang juga parau, namun hanya beberapa rupiah saja yang didapatkannya.

Pengemis kecil tanpa alas kaki, bajunya kumal karena tak pernah diganti, ragu untuk melangkah terkadang, mukanya meringis, kadang juga cengas-cengis, bercampur malu dan takut dengan suara lantang yang muncul dari depan pintu.

Selasa, 14 Juni 2016

Lelaki Serupa Perempuan


Dia adalah orang special yang bekerja melawan gelap-gemerlapnya malam,
tidak ada yang mau hidup sepertinya, karena manusia tercipta tentu dibekali nurani, dan setiap nurani pasti bersih dan suci, aku yakin itu. 

Dari satu tempat ke tempat yang lain, memakai pakaian yang tidak seharusnya, sesekali bermain mata, dan benci sekali kepada kaum kami, "Hawa". 
Sebenarnya saat itu aku juga takut, takut dan agak ngeri melihat tampangnya, berbekal alat musik berbentuk lingkaran berwarna kuning emas dengan lonceng cukup banyak berjarak beberapa sentimeter untuk kemudian bertemu dengan lonceng yang lain, aku tak tahu nama alat musik itu, tapi bunyinya "icik icik icik" dengan suaranya pas-pasan yang dicengkok-cengkokkan sebisanya dia berkata...
"makasih cinta" lalu melengos begitu saja seperti tak terjadi apa-apa. 

Suasana menjadi hening, aku tak bisa berkata apapun, seperti ada yang tercekat di tenggorokan.

Hidup adalah sebuah pilihan, tidak ada yang salah, namun di satu detik sebelum dia pergi, kuangkat tanganku dan kusematkan doa dalam hati,

Tuhanku, bahagiakanlah dia. Aamiin.

Minggu, 12 Juni 2016

Liana

Chapter 1 : Arti Sahabat 



Senja di kotaku sore itu tak seperti biasanya, cahaya sang surya yang hampir tenggelam di ufuk barat tampak begitu merah, merah karena Sang Pencipta sedang menguji kita atau karena Dia sedang marah? Ataukah karena terlalu banyak darah yang tertumpah di sana? Wallahu 'alam, hanya Dia yang tahu jawabnya.

Di tenda-tenda pengungsian yang penuh dengan korban gempa itu, terlihat sesosok wanita berpostur tinggi sedang berdiri di sana, ia tampak cantik dengan kerudung putihnya, Liana namanya, matanya yang sayu menatap ke arah langit dengan penuh harap, tanpa terasa ada bulir bening mengalir dari sana.